S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Kamis, 22 Juli 2010

Henry Edward Schunck, Ahli Kimia dari Manchester yang terkenal


Henry Edward Schunck dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1820, satu dari tujuh anak Martin Schunck, yang pindah dari Malta ke Manchester pada tahun 1808. Martin adalah pemilik toko yang sukses dalam bisnis tekstil dan Edward (ia tidak pernah menggunakan nama pertamanya) diharapkan dapat meneruskan bisnis keluarga. Edward dididik secara privat di Manchester dan diperkenalkan dengan kimia praktis oleh William Henry (1774 -1836), pembimbing hukum kelarutan gas. Pendidikan lebih lanjut adalah di Berlin dengan Magnus dan Rose, dan dikkuti dengan gelar Ph.D. dengan Justus von Liebig di Giessen. Kembali ke Inggris pada tahun 1842, Edward menjadi manajer pabrik di Belfield, di daerah pinggiran Rochdale, bleaching dan pencetakan kain mori mentah. Tapi setelah beberapa tahun, ia melepaskan pekerjaan tersebut, dan kesuksesan keluarga membuatnya mampu hidup sebagai ahli sains dermawan dan terhormat.

Paper ilmiah pertamanya (sekitar 200 halaman) dipublikasikan pada tahun 1841 dan membahas asam khrissamat, sebuah hasil reaksi nitrasi kayu gaharu, yang bisa digunakan sebagai pewarna. Ketika masih di Giessen, ia menguji sebangsa tumbuhan lumur, dan selanjutnya mampu mengisolasi dan mengenali asam lekanorat, asam erithrat, asam orsellinat, yang merupakan prekursor sumber pewarna ungu pada lumut.

Penelitian utama adalah pada madder (pohon anggur eropa dan asia yang daunnya berduri dan bunganya kecil kecil berwarna kuning kehijau hijauan) yang dimulai pada tahun 1846 dan menjadi pekerjan Edward selama satu dekade. Ia mengisolasi prekursor warna rubian, yang belakangan dikenal sebagai asam rubieritrat, dan mempelajari komponen warna alizarin dan purpurin dan senyawa lainnya yang masih belum dikenali dengan baik. Hal ini mengarah pada penggunaan spektroskopi absorpsi visual sebagai alat analisis.

Sekitar tahun 1855, Edward kembali memusatkan perhatiannya ke indigo, meneliti prekursor warna yang terkandung dalam woad (tanaman bunga dengan nama Isatis tinctoria), yang ia isolasi dengan susah payah, yang menghasilkan senyawa bernama isatan A yang tidak stabil yang disebutnya sebagai indican. Ketidakstabilan ini mengarahkan penelitian untuknya mengembangkan evaporator lapis tipis yang pertama. Ia sangat tertarik dengan produksi indigo dan indirubin dari air seni.

Pada tahun 1879 ia menyelidiki warna ungu pada kerang spesies Nucella lapillus yang ditemukannya di Hastings dan spesies Purpura pansa dari Nikaragua , dan menunjukkan bahwa pigmen warnanya menyerupai indigo tapi tidak identik.
Baru tiga puluh tahun kemudian ditunjukkan bagaimana molekul tersebut ternyata mengandung brom yaitu 6,6′-dibromoindigo.
Pada tahun 1883 ia memulai penelitian panjangnya pada klorofil dan setelah bertahun-tahun baru bisa menunjukkan bahwa secara struktur, klorofil menyerupai hemogloin.

Edward Schunck meninggal di rumahnya “The Oaklands” di Kersal pada tanggal 13 Januari 1903 dan dikubur di gereja setempat St. Pauls. Bagian di halaman gereja ini telah ditumbuhi rumput dengan ceat dan dengan adanya pengurangan atau vandalisme, batu pusaranya telah rusak karena ukirannya yang sudah tidak dapat dibaca lagi.