S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Selasa, 24 Januari 2012

Studi tentang Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Pembelajaran Bilingual

Tahun 2006 Depdiknas menetapkan kebijakan wajib menyelenggarakan pembelajaran bilingual. Bahasa asing yang dianjurkan adalah bahasa Inggris. Mata pelajaran yang diprioritaskan menggunakan  pengantar bilingual adalah Ilmu Pengetahan Alam (Fisika, Kimia, Biologi) dan Matematika.
Kebijakan ini wajib diterapkan pada sekolah penyelenggara program rintisan sekolah bertaraf internasional(RSBI). Namun demikian SMA dan SMP yang merintis menjadi sekolah standar nasional (SSN) juga banyak yang menyelenggarakan pembelajaran bilingual.
Kebijakan ini selanjutnya menjadi kontroversial karena sebelum aksi kebijakan dilakukan, sekolah maupun pemerintah belum mempersiapkan guru yang terlatih. Keinginan besar tersebut menimbulkan masalah karena kebijakan itu sendiri tidak dapat diimplementasikan dalam kelas, namun sekolah telah mempromosikan secara luas kepada masyarakat bahwa sekolahnya menyelenggarakan pembelajaran bilingual yang tentu saja berbiaya lebih mahal.
Permasalahan  semakin meluas karena ketersediaan guru MIPA yang fasih berbasa Inggris di luar kota-kota besar sangat terbatas. Ketika pembelajaran bilingual dipaksakan diterapkan, maka efektivitas pembelajaran menurun. Selengkapnya

Melatih Siswa Terampil Berpikir Ilmiah

Berpikir ilmiah artinya berpikir sistematis. Dimulai dari merumuskan masalah yang diikuti dengan merumuskan hipotesis. Menghimpun data dan menyelesiakan masalah. Berpikir ilmiah merupakan metode eksperimental untuk membantu mengkonfirmasi atau meniadakan hipotesis. Data dikumpulkan melalui percobaan yang diamati, data diolah, lalu disimpulkan[1].
Berpikir secara ilmiah merupakan proses penerapan teknik ilmiah untuk meneliti fenomena, mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang diintegrasikan dengan ilmu pengehuan sebelumnya atau mengoreksi pengetahuan sebelumnya.[1] Berpikir ilmiah merupakan pendekatan berpikir sistematis dalam mengimpun data dalam menyelesiakan masalah.[2]
Berpikir ilmiah berarti membangun hubungan sebab akibat pada sistem yang melibatkan satu atau beberapa variabel. Samakin banyak variabel yang diidentifikasi pengaruhnya semakin sulit melakukan proses berpikir[3].
Berpikir ilmiah adalah cara berpikir – mengenai subjek ilmiah, isi, atau masalah – sehingga seseorang dapat  meningkatkan kualitas keterampilan berpikirnya serta merefleksikan struktur yang melekat dalam pikirannya serta mematuhi standar intelektual[4],

Siklus Lesson Study

Lesson Study adalah kegiatan penelitian kelas dengan cara mencurahkan perhatian pada kegiatan  belajar siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru mengajar. Kegitan ini merupakan kegiatan belajar secara kolaboratif. Pada saat ini studi tentang bagaimana siswa belajar untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dilakukan secara luas di berbagai negara.
Perkembangan terakhir kegiatan lesson ini bukan hanya meneliti   “Bagaimana siswa belajar dengan cara belajar dalam kelas”juga dikembangkan  “Kerja sama guru dalam jejaring sekolah”
Makna lesson studi berkembang  semakin luas. Menurut Heinemann lesson studi merupakan pendekatan studi  yang terstruktur dalam rangak pengembangan, dan pembaharuan pembelajaran. Kegiatan lesson merupakan riset berkelanjutan tentang bagaimana siswa belajar, mengarahkan guru mencapai tujuan pembelajaran dengan melalui proses pembaharuan. Selengkapnya

Teknik Merumuskan Tema Lesson Study

Menentukan tema penelitian pengembangan dengan menggunakan srategi lesson study merupakan salah satu langkah penting agar kegiatan lebih fokus pada kepentingan peningkatan mutu guru.  Komponen mutu dipilih sesuai dengan yang guru perlukan. Tema hedaknya disesuaikan dengan pemikiran mengenai keterampilan yang berdampak terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.
Sebaik-bainya strategi mengajar adalah yang membuat siswa tahu cara belajar, memahami apa yang harus mereka pelajari, dan terampil mewujudkan karya yang memenuhi kriteria pada tujuan. Jadi dalam sistem pendidikan mutahir pengajaran menyangkut tiga aspek pengengan yaitu menguasai  apa, caranya bagaimana, dan karya nyata yang berguna dalam kehidupan.
Hal dasar yang perlu menjadi pemikiran ialah perbaikan belajar dengan standar seperti yang bagaimana yang sesungguhnya hendak Anda penuhi?  Selengkapnya