S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Kamis, 12 Mei 2011

Mari Belajar Molecular Docking!

TUTORIAL DOCKING

Bahan
Bahan merupakan data struktur 
X-Ray kompleks protein 
yang diunduh dari protein 
data base (www.pdb.org
dengan kode akses EQC serta 
koleksi data base ligan 
(small molecule) yang
akan berfungsi sebagai inhibitor. Selengkapnya 

Emma Goldman, Sang Tokoh Anarkis (bagian 2)

Netsains.com - Pihak berwajib Amerika sekarang benar-benar mengawasi segala gerak-gerik Emma karena pembelaannya yang terus terang atas upaya pembunuhan yang dilakukan Berkman. Setiap kali Emma mengadakan pidato atau diskusi publik, selalu ada polisi yang menghalangi atau membubarkan. Pada tahun 1893, pihak berwajib menangkap Emma karena dianggap memprovokasi masyarakat dengan pidatonya yang kontroversial yang dikenal dengan nama “ambillah roti”.
Dalam pidato itu, Emma berkata:
“Pergilah ke jalan-jalan, temui orang-orang kaya, ketuk pintu-pintu rumah mereka dan mintalah pekerjaan. Jika mereka berkata kepadamu ‘aku tidak punya pekerjaan untukmu’, maka mintalah roti pada mereka. Jika mereka tidak memberikanmu pekerjaan ataupun roti, maka ambillah roti langsung dari mereka,” Selengkapnya

Emma Goldman, Sang Tokoh Anarkis (bagian 1)


Netsains.com - Emma Goldman adalah nama seorang perempuan yang sangat menggetarkan di awal abad 20. Terlahir dengan sikap pemberontak sejak kecil, Emma kemudian tumbuh menjadi salah satu tokoh anarkis paling berpengaruh sepanjang masa.
Begitu berpengaruhnya Emma terhadap paham anarkisme, sampai dia pun dijuluki sebagai “Wanita Paling Berbahaya”. Terlepas dari julukan itu, yang diberikan oleh para pihak otoritas kaum kapitalis, Emma juga dikenal sebagai pejuang yang gigih untuk kebebasan, kesetaraan dan cinta. Berikut, kisah Emma Goldman yang luar biasa....
Masa Kecil
Emma dilahirkan pada 27 Juni 1869 di sebuah perkampungan Yahudi di Kovno, Rusia. Keluarga Emma memiliki sebuah losmen sederhana di kota itu. Ketika Emma berusia 13 tahun, dia dan keluarganya pindah ke St. Petersburg. Rusia sedang mengalami pergolakan politik pada saat itu dengan terbunuhnya Tsar Alexander II.
Di tengah-tengah pergolakan politik, komunitas Yahudi di Rusia mengalami diskriminasi.Selengkapnya