S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Senin, 25 Juli 2011

Bilangan Oksidasi

Label : Fisika

Pada pelajaran sebelumnya kita sudah mempelajari perkembangan konsep reaksi redoks, salah satunya adalah reaksi kenaikan dan penurunan bilanganoksidasi. Apa yang dimaksud bilangan oksidasi dan bagaimana cara kitamenentukannya?

1. Pengertian Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalampembentukan suatu senyawa.Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepasatau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun negatif.
2. Penentuan Bilangan Oksidasi Suatu Unsur
Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalamsenyawa dengan mengikuti aturan berikut ini (James E. Brady, 1999).Aturan penentuan bilangan oksidasi unsur adalah:
a. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilanganoksidasi = 0.
b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.
Contoh:
- Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
- Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1, Selengkapnya

Reaksi Autoredoks , Tata Nama Senyawa Berdasarkan Bilangan Oksidasi dan Penerapannya

Label : Kimia 

Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi)
Mungkinkah dalam satu reaksi, suatu unsur mengalami reaksi reduksidan oksidasi sekaligus? Satu unsur dalam suatu reaksi mungkin saja mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Hal ini karena ada unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu jenis.Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).

Contoh:

contoh
Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan!2 H2S + SO2-> 3S + 2 H2O , Selengkapnya

Senyawa Karbon

Label : Kimia 

Sejak zaman dahulu orang sudah mengenal bahwa berbagai zat dapat dihasilkan dari makhluk hidup. Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal formalin, suatu zatpengawet yang dihasilkan oleh semut. Bangsa Mesopotamia juga sudah mengenal zat-zat pewarna dari hewan Mollusca. Pada tahun 1780, seorang bernama Karl Wilhelm Scheele (1742 – 1786) membedakan senyawa-senyawa menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Senyawa organik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup.
2. Senyawa anorganik, adalah senyawa yang dihasilkan oleh benda mati.

Sementara itu pada tahun 1807, Jons Jacob Berzelius (1779 – 1848) menyatakan teori vis vitalis, yaitu bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan daya hidup (vis vitalis),sehingga menurutnya tidak mungkin senyawa organik dibuat di laboratorium dengan menggunakan bahan senyawa anorganik. Hingga abad ke-19, kedua teori tersebut masih terus dipegang karena belum pernah ada senyawa organik yang dibuat di laboratorium. Sampai kemudian Friederich Wohler (1800 – 1882) yang juga murid Berzelius berhasil menumbangkan teori sebelumnya, setelah dia berhasil menyintesis senyawa organik. Senyawa tersebut adalah urea (yang biasa dihasilkan dari urine makhluk hidup)dengan menggunakan zat anorganik, yaitu dengan mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida membentuk amonium sianat.

AgOCN + NH4Cl -> NH4OCN + AgCl

Ternyata ketika amonium sianat diuapkan untuk memperoleh kristalnya, pada pemanasan yang terlalu lama, amonium sianat berubah menjadi urea.

NH4OCN  -> (NH2)2CO

Sejak saat itulah banyak disintesis zat-zat organik menggunakan zat-zat anorganik di laboratorium.
Dengan keberhasilan Wohler menyintesis urea dari amonium sianat, para ahli kemudian membedakan senyawa karbon menjadi senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik.

Menguji Keberadaan Unsur C, H, dan O, dan Keunikan Atom Karbon

Label : Kimia 


Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat unsur karbon. Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana dengan membakar bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup, misalnya kayu, beras, dan daging. Ketika dibakar, bahan-bahan tersebut akan menjadi arang (karbon).
Keberadaan karbon dan hidrogen dalam senyawa organik juga dapat dilakukan dengan percobaan sederhana, seperti ditunjukkan dengan gambar di bawah ini.




Percobaan untuk menunjukkan karbon dan hidrogen dalam senyawa organik.
Bahan + CuO (oksidator) -> CO2(g) + H2O(l), Selengkapnya

Isomer dan Senyawa Hidrokarbon

Label : Kimia 
 
Isomer

Pada senyawa hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer adalah suatu keadaan di mana senyawa-senyawa mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda.
Cobalah perhatikan struktur berikut.


Selengkapnya

Penggolongan Hidrokarbon

 Label : Kimia


Penggolongan hidrokarbon didasarkan pada dua hal, yaitu bentuk rantai karbon dan jenis ikatan.

1. Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon
a. Rantai karbon alifatis, yaitu rantai karbon terbuka. Rantai karbon alifatis ini bisa lurus dan bisa juga bercabang.

Contoh:

 CH_{3} - CH_{2} - CH_{2} - CH_{2} - CH_{3}


b. Rantai karbon siklis, yaitu rantai karbon tertutup. Dibedakan atas karbosiklik dan heterosiklik.
1) Karbosiklik adalah senyawa karbon siklik yang rantai lingkarnya hanya terdiri dari atom C saja. Yang termasuk karbosiklik adalah senyawa aromatis dan alisiklik.
a) Senyawa aromatis adalah senyawa karbo siklik yang terdiri atas 6 atom karbon atau lebih yang memiliki ikatan rangkap 2 terkonjugasi (selengkapnya akan Anda pelajari di kelas XII).Selengkapnya

Rumus Umum, Tata Nama, dan Keisomeran Alkena

Label : Kimia 

Rumus Umum Alkena

Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena,dan seterusnya.
Bagaimana rumus umum alkena? Perhatikan senyawa-senyawa di bawah ini kemudian bandingkan!

Selengkapnya

Unsur Karbon Bukan Berasal dari Big Bang

Label : Kimia

Teori terbentuknya alam semesta yang saat ini dipercaya dan telah memiliki banyak bukti pendukung adalah teori ledakan besar (Big Bang). Namun pertanyaan besar masih muncul mengenai misteri terbentuknya kehidupan di Bumi setelah terjadinya Big Bang. Telah diketahui bahwa sebenarnya Big Bang tidak memproduksi karbon secara langsung. Lalu bagaimanakah unsur karbon terbentuk sehingga menghasilkan bentuk kehidupan berbasis karbon di Bumi? Pertanyaan itulah yang menjadi dasar riset tim peneliti dari North Carolina State University. Tim ini menggunakan simulasi superkomputer untuk mendemonstrasikan bagaimana karbon terbentuk di bintang untuk membuktikan sebuah teori lama.
Lebih dari 50 tahun yang lalu, seorang astronom bernama Fred Hoyle berhipotesis bahwa isotop karbon-12 (C-12) dapat terbentuk dari tiga atom helium-4 (He-4) atau partikel alfa yang bergabung di dalam inti bintang. Namun, ketiga partikel alfa itu sulit untuk berkombinasi membentuk karbon. Sehingga dari hipotesisnya tersebut, Hoyle beranggapan bahwa terbentuk isotop karbon-12 dengan keadaan energi yang berbeda sehingga memungkinkan terbentuknya karbon di dalam inti bintang. Keadaan baru ini disebut sebagai “keadaan Hoyle”. Eksperimen terakhir menunjukkan bahwa teori tersebut benar namun simulasi pembentukan karbon dari partikel alfa masih belum berhasil. Selengkapnya

Mengapa tubuh kita membutuhkan unsur logam?

tubuh-manusia-logamLabel : Kimia

Saya mendengar bahwa tubuh kita membutuhkan sedikit unsur logam. Akan tetapi, tubuh kita terutama terdiri dari senyawa organik. Mengapa tubuh kita membutuhkan unsur logam? Bagaimana unsur logam bekerja dalam tubuh kita?

Jawaban:

Dr. Eiichiro Ochiai, seseorang yang sedang mempelajari kimia bioanorganik, bersedia menjawab pertanyaan di atas. Secara singkat, ia berbicara tentang istilah umum kebutuhan unsur logam dalam organisme dan menggambarkan kegunaan biologis unsur logam dengan salah satu unsur logam yang paling banyak digunakan, besi (Fe). Jadi cerita berikut ini diberi judul “Sebuah Kisah Tentang Besi” (© Eiichiro Ochiai).
Sebagai makhluk hidup, kita terdiri dari, secara kimiawi, kebanykan senyawa organik seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan sejenisnya. Senyawa organik terdiri dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Sejumlah senyawa organik juga bisa mengandung sulfur (S) atau fosfor (P). Itu saja; tidak ada yang lain. Dapatkah kita hidup dengan baik hanya dengan senyawa organik? Kebanyakan orang-orang tahu bahwa jawabannya adalah tidak. Selengkapnya

Superatom: Mengubah Atom Non-Magnet Menjadi Magnet

Label : Kimia

Kebanyakan atom atau unsur memiliki kecenderungan untuk membentuk molekul senyawa dengan karakteristik yang berbeda dengan unsur penyusunnya maupun unsur lain yang ada di tabel periodik. Namun beberapa unsur ditemui dapat membentuk kelompok atom yang menyerupai unsur lain di tabel periodik dengan karakter magnetik yang tidak biasa.
Suatu tim dari Virginia Commonwealth University telah menemukan suatu jenis baru superatom. Superatom ini terdiri dari atom magnesium yang termagnetisasi, meskipun magnesium alami tidak memiliki aktivitas magnetisme. Tim ini melaporkan bahwa superatom ini terbentuk dari logam pusat besi (Fe) dan 8 atom magnesium (Mg) membentuk struktur yang stabil menyerupai ikosahedral. Klaster ini membentuk semacam magnet kecil dengan sumber magnet berasal dari logam besi dan magnesium yang termagnetisasi. Kombinasi ini sesuai dengan kekuatan magnet dari satu atom Fe dengan distrbusi elektron spin tertentu yang merata di seluruh bagian klaster. Hasil riset mereka telah dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences. Selengkapnya

Teori Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

Label  : Geografi

Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa.
Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber energi lainnya seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari, dan energi nuklir. Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah (crude oil), menempati posisi menguntungkan, karena memiliki banyak persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak. Minyak bumi disebut juga petroleum (bahasa Latin: petrus = batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin, mudah terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Kandungan hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu: Selengkapnya

Sabtu, 23 Juli 2011

Keterampilan Berpikir Kritis

 

Oleh: Gede Putra Adnyana
(Guru SMAN 2 Busungbiu, Buleleng, Bali)

Berpikir kritis adalah kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan  mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis. Ennis dalam Costa (1985), menyebutkan ada lima aspek berpikir kritis, yaitu 
a) memberi penjelasan dasar (klarifikasi), 
b) membangun keterampilan dasar, 
c) menyimpulkan, 
d) memberi penjelasan lanjut, dan
e) mengatur strategi dan taktik. Menurut R. Swartz dan D. N. Perkins,
berpikir kritis berarti 
1) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan diterima dan dilakukan dengan alasan yang logis, 
2) memakai standar penilian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan, 
3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut, dan 
4) mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian. Sedangkan menurut R.H Ennis,  berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan (Hassoubah, 2007: 87).Selengkapnya

Jumat, 22 Juli 2011

Integral Parsial

Label : Matematika SMA  

Selengkapnya 






















Integral Luas Daerah

Label : Matematika SMA

Tentukan Luas daerah yang diarsir warna gelap






Integral Nilai

Label : Matematika SMA

Selengkapnya   

 



Gradien dan Kemiringan

Label : Matematika SMA 

 



Latihan
1. Tentukan gradien garis AB dan CD pada gambar di bawah ini 
 




Fungsi Komposisi dan Suku Banyak

Label : Matematika SMA

Latihan Semester 2 Kelas XI IPA

 


Selengkapnya

Menggambar Penjumlahan Vektor

Label : Fisika SMA 

1. Gambarkan vektor berikut ini :
a)      Vektor gaya 20 N, 45o terhadap sumbu x positif
b)      Vektor perpindahan 50 m pada 120o
c)       Vektor gaya 40 N, 60o terhadap sumbu y

Menentukan resultan vektor yang segaris kerja

Label : Fisika SMA 

Vektor yang segaris kerja adalah vektor yang segaris, baik searah maupun berlawanan arah.
Contoh 1 : vektor yang sejajar sumbu x
A = 2 satuan, ke kanan
B = 4 satuan, ke kanan

A + B = 2 satuan + 4 satuan = 6 satuan
A – B = 2 satuan – 4 satuan = -2 satuan
Contoh 2 : vektor yang sejajar sumbu y
A = Perpindahan, 4 meter ke utara
B = Perpindahan, 2 meter ke selatan , Selengkapnya

Menentukan Vektor Resultan menggunakan rumus cosinus

Label : Fisika SMA


1.   Dua vektor F1 dan F2 memiliki pangkal berhimpit, di mana F1 = 4 N dan F2 = 3 N. Vektor F1 membentuk sudut 30o terhadap sumbu x positif, sedangkan vektor F2 membentuk sudut 60o terhadap sumbu x positif. Berapakah besar dan arah vektor resultan ?
Panduan jawaban :
Langkah pertama, menggambar vektor resultan (R)
Langkah kedua, menentukan besar vektor resultan (R)
Besar vektor resultan adalah 6,8 N, Selengkapnya

Menentukan vektor resultan menggunakan vektor komponen

Label : Fisika SMA

1.             Tentukan komponen-komponen vektor gaya (F) yang besarnya 50 N dan membentuk sudut 30o terhadap sumbu x positif
Panduan jawaban :
Langkah pertama, menggambarkan vektor F dan menguraikan komponennya pada sumbu x dan sumbu y
Langkah kedua, menghitung besar komponen vektor F pada sumbu x dan sumbu y
Besar komponen vektor F pada sumbu x (Fx)
Besar komponen vektor gaya pada sumbu x (Fx) adalah 43,5 N, Selengkapnya

Pembahasan soal perkalian titik

Label : Fisika SMA

1.       Mengapa perkalian skalar disebut juga sebagai perkalian titik atau sebaliknya perkalian titik disebut juga sebagai perkalian skalar ?
Pembahasan :
Sebenarnya ini soal penamaan saja. Disebut perkalian skalar karena perkalian tersebut menghasilkan besaran skalar. Besaran skalar = besaran yang mempunyai besar saja. Besaran skalar tidak memiliki arah. Perkalian skalar dari dua vektor, misalnya vektor A dan B dinyatakan dengan A.B. Karena digunakan notasi titik (.) maka perkalian skalar dinamakan perkalian titik.
2.       Dapatkah hasil perkalian titik bernilai negatif ?
Pembahasan :
Hasil perkalian titik bisa bernilai negatif. Misalnya terdapat dua vektor, sebut saja vektor A dan vektor B. Apabila kedua vektor ini berlawanan arah (membentuk sudut 180o), maka hasil perkalian titik antara vektor A dan vektor B bernilai negatif.
A.B = AB cos 180o = AB (-1) = -AB
3.       Jika A.B = 0, benarkah A dan B saling sejajar ? buktikan !
Pembahasan :
Ketika dua vektor, misalnya vektor A dan vektor B saling sejajar, maka besar sudut yang dibentuk = 0. Cos 0 = 1
A.B = AB cos 0 = AB (1) = AB
Dari hasil perhitungan ini bisa disimpulkan bahwa kedua vektor tidak saling sejajar. Kedua vektor tersebut sebenarnya saling tegak lurus. Ketika dua vektor saling tegak lurus, sudut yang dibentuk = 90o. Cos 90o = 0.
A.B = AB cos 90o = AB (0) = 0, Selengkapnya

Pembahasan soal perkalian silang

Label : Fisika SMA 

1.       Mengapa perkalian vektor disebut juga sebagai perkalian silang dan sebaliknya perkalian silang disebut juga sebagai perkalian vektor ?
Pembahasan :
Ini soal penamaan saja. Disebut perkalian vektor karena perkalian tersebut menghasilkan besaran vektor. Besaran vektor = besaran yang mempunyai nilai dan arah. Perkalian vektor dari dua vektor, misalnya vektor A dan B dinyatakan dengan A x B. Karena digunakan notasi silang (x) maka perkalian vektor dinamakan perkalian silang.
2.       Dapatkah hasil perkalian silang bernilai negatif ?
Pembahasan :
Hasil perkalian silang selalu bernilai positif. Perkalian silang antara dua vektor biasa dinyatakan dengan persamaan berikut :
Yang menentukan suatu perkalian silang menghasilkan nilai positif atau negatif adalah sin teta.
Sin 0o = 0
Sin 30o = 0,5
Sin 60o = 0,87
Sin 90o = 1
Sin 120o = 0,87
Sin 150o = 0,5
Sin 180o = 0
(Semuanya bernilai positif), Selengkapnya

Pembahasan soal perkalian titik menggunakan komponen vektor satuan

Label : Fisika SMA 

1.         Tunjukkan bahwa i . i = j . j = k . k = 1 dan i . j = j . k = k . i = 0
Pembahasan :
Vektor satuan (i, j dan k) merupakan suatu vektor yang besarnya = 1. Vektor satuan tidak mempunyai satuan. Vektor satuan berfungsi untuk menunjukan suatu arah dalam ruang. Pada sistem koordinat xyz kita menggunakan vektor satuan i untuk menunjukkan arah sumbu x positif, vektor satuan j untuk menunjukkan arah sumbu y positif dan vektor satuan k untuk menunjukkan arah sumbu z positif.
Vektor satuan i, j dan k saling tegak lurus satu sama lain (sebagaimana sumbu x, y dan z) sehingga memudahkan perhitungan. Soal ini bisa diselesaikan dengan mudah menggunakan persamaan perkalian skalar atau perkalian titik A.B = AB cos teta.
i . i = (1)(1) cos 0 = (1)(1)(1) = 1
j . j = (1)(1) cos 0 = (1)(1)(1) = 1
k . k = (1)(1) cos 0 = (1)(1)(1) = 1
Vektor satuan i berhimpit dengan i, j berhimpit dengan j dan k berhimpit dengan k, karenanya sudut yang dibentuk = 0.
i . j = (1)(1) cos 90o = (1)(1)(0) = 0
i . k = (1)(1) cos 90o = (1)(1)(0) = 0
j . k = (1)(1) cos 90o = (1)(1)(0) = 0 , Selengkapnya

Pembahasan soal perkalian silang menggunakan komponen vektor satuan

Label : Fisika SMA

1.       Tunjukkan bahwa i x i = j x j = k x k = 0 dan i x j = k, j x k = i dan k x i = j
Pembahasan :
Menggunakan persamaan perkalian silang atau perkalian vektor A x B = AB sin teta, diperoleh :
i x i = (1)(1) sin 0 = (1)(1)(0) = 0
j x j = (1)(1) sin 0 = (1)(1)(0) = 0
k x k = (1)(1) sin 0 = (1)(1)(0) = 0
Vektor satuan i berhimpit dengan i, j berhimpit dengan j dan k berhimpit dengan k, karenanya sudut yang dibentuk = 0. Angka nol ditebalkan untuk mengingatkan bahwa hasil perkalian tersebut adalah vektor nol, sebuah vektor yang komponennya = 0 dan arah tak terdefinisikan.
Menggunakan persamaan perkalian silang atau perkalian vektor A x B = AB sin teta dan sifat anti komutatif dari perkalian vektor (A x B = – B x A), maka diperoleh :
i x j = -j x i = (1)(1) sin 90o = (1)(1)(1) = k
j x k = -k x j = (1)(1) sin 90o = (1)(1)(1) = i
k x i = -i x k = (1)(1) sin 90o = (1)(1)(1) = j
Vektor satuan i, j dan k saling tegak lurus satu sama lain, sehingga sudut yang dibentuk = 90o, Selengkapnya

Pembahasan soal penjumlahan vektor menggunakan komponen vektor satuan

Label : Fisika SMA

1.         Nyatakanlah gaya-gaya pada gambar di bawah dalam bentuk R = Rxi + Ryj + Rzk

Pembahasan :
R = 3i + 4j
2.         Nyatakanlah gaya-gaya pada gambar di bawah dalam bentuk R = Rxi + Ryj + Rzk

Pembahasan :
R = -3i + 4j
(Perhatikan tanda), Selengkapnya

Pembahasan soal kecepatan, kelajuan, percepatan

Label : Fisika SMA

1.  Seorang pelari menempuh satu putaran sepanjang 100 meter dalam waktu 20 detik.  Berapa kelajuan rata-rata dan besar kecepatan rata-rata pelari tersebut ?
Panduan jawaban :
a) Kelajuan rata-rata ?

b) Besar kecepatan rata-rata ?
Pelari menempuh satu putaran penuh sehingga titik akhir berhimpit dengan titik awal.Selengkapnya

Kamis, 21 Juli 2011

Pembahasan soal Gerak Lurus Beraturan

Label : Fisika SMA 

1.       Sebuah kapal laut bergerak dengan kecepatan konstan 50 km/jam ke arah utara. Berapa jarak tempuh kapal laut setelah bergerak selama 2  jam ?
Panduan jawaban :
Tanpa rumus
Besar kecepatan kapal = 50 km/jam. Ini berarti kapal bergerak sejauh 50 km selama 1 jam. Jadi setelah 1 jam kapal bergerak sejauh 50 km. Setelah 2 jam kapal bergerak sejauh 2 x 50 km = 100 km.
Menggunakan rumus
2.       Sebuah sepeda motor bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan 100 km/jam. Tentukan selang waktu yang dibutuhkan sepeda motor untuk menempuh jarak 20 km…
Panduan jawaban :
Tanpa rumus
Kelajuan sepeda motor = 100 km/jam. Ini berarti sepeda motor bergerak sejauh 100 km selama 1 jam, 20 km selama 0,2 jam. Selengkapnya

Pembahasan soal gerak lurus berubah beraturan (glbb)

Label : Fisika SMA 

1.  Benda yang mula-mula diam dipercepat dengan percepatan 4 m/s2 dan benda menempuh lintasan lurus. Tentukan (a) laju benda pada akhir detik ke 4, (b) jarak yang ditempuh dalam 4 detik (c) laju rata-rata dalam selang waktu 4 detik pertama.
Panduan jawaban :
a) laju benda pada akhir detik ke 4
Diketahui :
vo = 0 m/s (benda mula-mula diam karenanya laju awal = 0 m/s)
a = 4 m/s2
t = 4 s
Ditanya : vt
vt = vo + at = 0 m/s + (4 m/s2)(4 s) = 16 m/s
b) jarak yang ditempuh dalam 4 detik
s = vot + ½ at2 = (0 m/s)(4 s) + ½ (4 m/s2)(4s)2 = 0 + (2 m/s2)(         16 s2) = 32 m
c) laju rata-rata dalam selang waktu 4 detik pertama
2.  Laju sebuah bus bertambah secara teratur dari 20 km/jam menjadi 50 km/jam dalam waktu 10 sekon. Tentukan (a) besar percepatan, (b) jarak yang ditempuh, (c) laju rata-rata. Nyatakan dalam satuan meter dan sekon. Selengkapnya

Pembahasan soal gerak jatuh bebas (gjb)

Label : Fisika SMA 

1.  Buah mangga terlepas dari tangkainya dan jatuh ke tanah. Jika tangkai buah berjarak 10 meter dari permukaan tanah dan massa buah mangga 5 gram, tentukan (a) besar kecepatan buah mangga ketika tiba di tanah, (b) selang waktu buah mangga mencapai tanah.
Panduan jawaban :
Diketahui :
h = 10 m, g = 9,8 m/s2

Tidak perlu terkecoh dengan massa. Massa tidak diperhitungkan dalam gerak jatuh bebas.
2. Buah kelapa jatuh dari dahannya dan tiba di tanah dengan laju 20 m/s. Jika massa buah kelapa 20 gram, tentukan (a) selang waktu buah kelapa mencapai tanah, (b) berapa jarak dahan kelapa diukur dari permukaan tanah ? Selengkapnya

Pembahasan soal gerak vertikal ke atas

Label : Fisika SMA 

1. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan laju awal 20 m/s. Tentukan ketinggian maksimum yang dicapai bola.
Panduan jawaban :
Besaran vektor yang arahnya ke atas dipilih bernilai positif, besaran vektor yang arahnya ke bawah dipilih bernilai negatif. Posisi bola dilemparkan dipilih sebagai titik acuan.
Diketahui :
vo = 20 m/s (arah kecepatan awal ke atas – bola dilempar ke atas – karenanya positif)
vt = 0 m/s (laju pada ketinggian maksimum = 0 m/s)
g = – 9,8 m/s2 (arah percepatan gravitasi ke bawah karenanya negatif)
Ditanyakan : h
2. Sebuah kelereng dilemparkan vertikal ke atas dari sebuah puncak bangunan yang tingginya 100 meter dengan laju awal 20 m/s. Tentukan (a) waktu yang diperlukan untuk mencapai tanah (b) laju kelereng ketika menyentuh permukaan tanah.
Panduan jawaban :
Kita tetapkan tempat kelereng dilemparkan sebagai titik acuan; puncak bangunan merupakan titik acuan. Besaran vektor yang arahnya ke atas dipilih bernilai positif, besaran vektor yang arahnya ke bawah dipilih bernilai negatif. Selengkapnya

Pembahasan soal gerak vertikal ke bawah

Label : Fisika SMA 

1. Sebuah batu dilemparkan ke dalam sebuah sumur dengan kelajuan awal 5 m/s. Jika batu tercebur dalam air sumur setelah 4 sekon, tentukan (a) kelajuan batu saat mengenai air sumur, (b) kedalaman sumur
Panduan jawaban :
a) kelajuan batu saat mengenai air sumur
Diketahui :
vo = 5 m/s, t = 4 s, g = 9,8 m/s2
Ditanyakan : vt
b) kedalaman sumur
Diketahui :
vo = 5 m/s, t = 4 s, g = 9,8 m/s2
Ditanyakan : h
Dalam juga sumurnya ;)
2. Dari puncak bangunan setinggi 50 meter, sebuah bungkusan dilempar vertikal ke bawah dengan laju 10 m/s. Tentukan (a) Lamanya bungkusan mencapai tanah, (b) laju bungkusan sesaat sebelum menyentuh permukaan tanah, Selengkapnya

Pembahasan soal Gerak Parabola

Label : Fisika SMA 

1. Sebutir peluru ditembakkan pada arah horisontal dengan kecepatan awal sebesar 20 m/s. Jika pistol berada 5 meter di atas tanah, tentukan (a) lama peluru berada di udara (b) ketinggian maksimum yang dicapai peluru (c) jarak horisontal yang dicapai peluru (d) kecepatan peluru ketika mengenai permukaan tanah. Andaikan permukaan tanah datar
Panduan jawaban :
Gerak pada arah horisontal alias arah mendatar dianalisis seperti gerak lurus beraturan, gerak pada arah vertikal dianalisis seperti gerak jatuh bebas.
Diketahui :
vox = 20 m/s, voy = 0 m/s, h = 5 m, g = 9,8 m/s2
a) lama peluru berada di udara
Penyelesaiannya seperti menentukan selang waktu (t) pada pembahasan gerak jatuh bebas.
Diketahui : voy = 0 m/s, h = 5 m, g = 9,8 m/s2
Ditanyakan : t
b) ketinggian maksimum yang dicapai peluru
Ketinggian maksimum = h = 5 meter. Untuk soal seperti ini sebenarnya tidak perlu ditanyakan ketinggian maksimu, Selengkapnya 

Pembahasan soal Gerak Melingkar

Label : Fisika SMA

1. Satu putaran = 360o. Setengah putaran = …….. radian ?
Pembahasan :
2. 4 rad = …… o ?
Pembahasan :


3. 20 rpm = …….. rad/s ?
Pembahasan :
20 rpm = 20 putaran / menit = 20 putaran / 60 sekon = 0,3 putaran/sekon
1 putaran = 6,28 rad
0,3 putaran = 0,3 (6,28) = 1,9 rad
20 rpm = 1,9 rad/s
4. Berapa kelajuan sudut jarum menit jam dinding ?
Pembahasan :
Jarum menit melakukan satu putaran selama 1 jam. Kelajuan sudut jarum menit = 1 putaran/jam atau 360o/jam atau 6,28 rad/jam.
5. Jika jari-jari bumi = 6380 km, perkirakan kelajuan sudut rotasi bumi dan kelajuan tangensial manusia. Selengkapnya

Pembahasan soal Gerak Melingkar Beraturan

Label : Fisika SMA

1. Sebuah roda berputar dengan kelajuan sudut 100 rpm. Hitung kelajuan linear dan percepatan sentripetal suatu titik yang terletak pada 20 cm dari pusat roda !
Pembahasan :
a) Kelajuan linear titik yang terletak pada 20 cm (0,2 m) dari pusat roda
Cara pertama :
Kelajuan sudut = 100 rpm = 100 putaran / menit = 100 putaran / 60 sekon = 1,7 putaran / sekon. 1 putaran = 1 keliling = (2)(3,14)(0,2 m) = 1,256 m. 1,7 putaran = (1,7)(1,256 m) = 2,1 m. Kelajuan linear titik yang terletak 20 cm dari pusat roda = 2,1 m/s
Cara kedua :
Kelajuan sudut = 100 rpm = 100 putaran / menit = 100 putaran / 60 sekon = 1,7 putaran / sekon = (1,7)(6,28 rad) /sekon = 10,6 rad/s. Kelajuan linear = (jari-jari)(kelajuan sudut) = (0,2 m)(10,6 rad/s) = 2,1 m/s
b) Percepatan sentripetal titik yang terletak pada 20 cm (0,2 m) dari pusat roda
Cara pertama :
 
Cara kedua :
2. Sebuah roda yang berdiameter 100 cm melakukan 900 putaran setiap 60 detik. Hitung kelajuan tangensial dan percepatan sentripetal sebuah titik di tepi roda. Selengkapnya

Pembahasan soal Gerak Melingkar Berubah Beraturan

Label : Fisika SMA 
 
1.  Sebuah roda berjari-jari 0,3 meter yang pada mulanya diam, berputar dengan percepatan sudut sebesar 10 rad/s2. Tentukan (a) besar percepatan tangensial (b) besar percepatan sentripetal pada t = 1 s (c) besar percepatan tepi roda pada t = 1 s
Pembahasan :
Diketahui :
a) Besar percepatan tangensial
b) Besar percepatan sentripetal pada t = 1 s
 
c) Percepatan tepi roda pada t = 1 s