Netsains.Com – Ada banyak “nomics”-”nomics”, dan umumnya akan dikaitkan dengan prinsip-prinsip fundamental ekonomi politik yang ada. Ideologi merupakan sebuah cita-cita yang ingin diperjuangkan melalui koridor ekonomi politik yang ada.
Jika berhaluan sosialistik, maka ada kecenderungan ekonomi politiknya lebih kritis terhadap pasar, sesuatu yang agak bertentangan dengan haluan liberal yang berasumsi bahwa kompetisi yang adil merupakan syarat mutlak kemajuan kehidupan perekonomian, sedemikian sehingga independensi pasar dari intervensi negara merupakan hal yang harus terus diperjuangkan.
Dan ada begitu banyak aliran politik ekonomi lainnya, yang bersandar pada asumsi dan landasan pikir akan konsep kehidupan sosial ekonomi yang ideal. Mana yang lebih cocok buat Indonesia? Ini pertanyaan yang bisa tricky, pelik, dan tak sederhana. Namun perkembangan dan pengayaan ilmu ekonomi masa kini telah memungkinkan kita untuk meninggalkan pertanyaan tersebut bagi para politisi dan guru bangsa, dengan sekaligus membangun sistem perekonomian yang dijalankan dalam lanskap atas keadaan empiris dari kehidupan sosial ekonomi.
Jika “nomics”-”nomics” umumnya bertitik tolak dari “apa yang seharusnya” dalam sebuah sistem perekonomian, mungkin menarik juga melihat suatu konsepsi sistem perekonomian yang dibangun dari kenyataan empiris “apa yang ada”. Inilah yang menjadi dasar dari apa yang kemudian dipopulerkan sebagai “archipelagonomics”, yaitu sebuah tatanan ekonomi dasar yang dibangun dari kenyataan paling dasar dari kehidupan di Indonesia, yaitu kenyataan geografis kita yang berbentuk kepulauan. Selengkapnya