Oleh : Adi Saputra, S.Pd
A. Perubahan Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dalam bukunya “The Taxonomy of Education Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain”. Taksonomi Bloom mengkategorikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada tiga domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif digunakan untuk mengukur intelektual, sedangkan domain afektif digunakan untuk mengukur sikap, dan domain psikomotor bertujuan mengukur praktek.
Ranah kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang disusun dari tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian, seperti diringkaskan dalam Gambar 1 pada taksonomi yang lama. Selama hampir setengah abad taksonomi ini menjadi rujukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, sekitar tahun 2000 , terdapat beberapa perubahan telah dilakukan untuk lebih bisa mengadobsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diterbitkan edisi revisi buku dari Taksonomi Bloom yang berjudul: “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”(Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, dan Wittrock, 2000). Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan terminologi yang digunakan seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Sebagai contoh, istilah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi ditukarkan kepada menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalis, mengevaluasi dan membuat. Selengkapnya