S e l a m a t   D a t a n g di Blog Pusat Sumber Belajar SMA Negeri 1 Kota Cirebon Info : Ferifikasi Data Siswa Baru/PPDB SMA RSBI Negeri 1 Kota Cirebon dari tanggal 5 - 15 Mei 2012 silahkan Klik ke www.smansa.ppdbrsbi-cirebon.org

Sabtu, 17 Juli 2010

Sejarah SMA Negeri 1 Kota Cirebon


SEJARAH SMA NEGERI 1 KOTA CIREBON – JAWA BARAT

Perjanjian Linggarjati 15 November 1946 dari penandatanganan pada tanggal 25 maret 1947, tidak berlangsung lama, banyak perbedaan-perbedaan tentang beberapa pasal perjanjian antara pemerintahan Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia. Perbedaan pendapat itu akhirnya melahirkan ketegangan-ketegangan antara kedua belah pihak. Pada puncak ketegangan itu akhirnya pemerintah Belanda di Jakarta mengomandokan aksi magresi militer I terhadap Republik Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947 tentara belanda dari Jakarta menyerbu daerah Republik Indonesia di pulau Jawa di mulai penyerbuan ke daerah Jawa Barat.

Sejak itu tentara Belanda menduduki Kota Cirebon, mereka menggunakan SMA Negeri dan gedung SMOA yang terletak di Jalan Siliwangi Cirebon, sebagai tempat astama mereka. Bangku-bangku dan kursi-kursi semua di keluarkan. Ketika itu sewaktu tentara Belanda menyerbu kota Cirebon tertanggal 21 Juli 1947 para siswa sedang berlibur kenaikan kelas ang bertepatan dengan liburan bulan Ramadhan.

Sebagian para siswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Indonesia menggalang kekuatan bersenjata dan bergerilya di Ciwaru, Kuningan. Kesatuan mereka dimulai dari bataliyon 400 Tentara Pelajar, Bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia, yang waktu itu dinamakan Tentara Keamanan Rakyat.

Sementara itu didalam kota Cirebon pun terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat non Coorporation artinya tidak mau bekerja sama dengan Tentara Belanda di Cirebon.

Para pegawai yang Coorporation itu sebagian besar para Kepala-kepala Jawatan diantaranya Bapak R. KUSWANDO, Bapak KINDARSIH, dan lain-lain, menggiatkan para Pemuda Cirebon untuk tetap belajar ditempat lain, digedung lain. Mereka mendirikan semacam sekolah swasta yang dinamakan “Kursus Pekerti” yang terletak di jalan R.A. Kartini.

Bapak-bapak guru pengajar diantaranya dari Bapak Guru SMOA tersebut diatas yang gedungnya Tentara Belanda. SMOA singkatan dari “ Sekolah Menengah Oemoem Atas “ , sekarang dinamakan SMA. SMOA sejak berdirinya yaitu sekitar tahun 1946 dipimpin oleh Bapak PANGABEAN, bekas kepala SMP Negeri tahun 1945/1946. “ Kursus Pekerti “, berjalan dengan lancer, para siswanya belajar dengan tekun. Pimpinan Kursus bernama Bapak R. KUSWANDONO, bekas Kepala Kantor TENTARA CIREBON.

Tentara Belanja menaruh curiga terhadap kegiatan perkumpulan Kursus Pekerti dan setiap saat didatangi Tentara Belanda untuk diperiksa setiap gerakannya.

Setelah berjalan beberapa bulan, para siswa dan Bapak-Bapak Guru selalu merasa tidak tenang karena gangguan Tentara Belanda tersebut. Akhirnya Bapak R.KUSWANDONO memutuskan untuk bergabung dengan Taman Siswa.

Para siswa tergabung dengan Taman Siswa dan SMA Pekerti/Kursus Pekerti dinamakan Taman Madya, melebur diri dengan nama tersebut. Para siswa Taman Madya tersebut banyak diantaranya ber “ Dwi Fungsi “, yaitu sebagai pelajar dan sebagai Tentara Pelajar, yaitu sambil tekun belajar dan bergiliran berjuang dihutan, turut bergabung dengan Batalyon 400 Tentara Pelajar di Ciwaru, Kuningan.

Mobil nerlapis baja dan tank Belanda sering menakut-nakuti datang kekompleks Keraton Kanoman dan Keraton Kecirebonan tempat para siswa Taman Madya belajar, tetapi para siswa tetap tenang, terus belajar. Taman Madya berjalan lancer dari tahun ke tahun, 1948-1949-1950.

Sementara itu lahirlah Perjanjian Renville tanggal 17 januari 1948, tetapi kemudian dilanggar Pemerintah Belanda dan kembali pecah perang Agresi Militer Belanda ke II tanggal 19 Desember 1948 langsung menyerbu kota Yogyakarta.

Tanggal 7 Mei 1949 Perjanjian ROEM ROYEN dibawah pengawasan PBB. Hasil dari perjanjian itu Republik Indonesia dipulihkan kembali dan Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kotanya.

Tanggal 23 Agustus 1949 diadakan konferensi Meja Bundar di DEN HAAG, negeri Belanda. Hasil Konferensi tersebut menetapkan bahwa Indonesia menjadi Negara Indonesia Serikat. Ketika itu, kemudian Taman Madya bubar karena Bapak-bapak Gurunya kembali menjabat Kepala-Kepala Kantor, sebab dengan penyerahan kedaulatan kembali kepada Pemerintahan Indonesia, para non Coorperation kembali mengabdi kepada Negara, walaupun ketika itu sebagai Negara Indonesia Serikat.

Para Siswa Taman Madya ketika itu dianggap sebagai siswa berstatus Negeri dan kembali ke Sekolah Negeri di Jalan Siliwangi yang sekarang ditempati SMP Negeri 2 Cirebon, kembali menempati Gedung SMOA tersebut, sekitar tanggal 27 Januari 1950 dan dipimpin oleh Bapak R>KUSWANDONO.

Beberapa bulan kemudian Bapak R.KUSWANDONO diangkat menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri di Malang. Kepala Sekolah SMOA Cirebon kemudian dijabat oleh Bapak R.MARKUM dan seterusnya nama SMOA diubah menjadi SMA Negeri Cirebon. Sementara itu pemerintah Daerah Cirebon membangun gedung-gedung Sekolah di daerah jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo pada tahun 1950. Diantaranya SMA Negeri Cirebon, Jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 81 Cirebon. Sejak tahun tersebut SMA Negeri Cirebon ke Gedung baru di jalan Dr.Wahidin Sudirohusodo tersebut. Bentuk Negara Indonesia Serikat lalu berganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tanggal 15 Agustus 1950.

SMA Negeri Cirebon sejak pindah kejalan Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 81 terdiri dari 2 (dua) Jurusan, yaitu Jurusan B (Pasti Alam) dan Jurusan C (Sosial Ekonomi).

Pada tahun 1967 SMA NEgeri Cirebon berkembang pesat dan akhirnya dipecah menjadi 2 (dua) SMA negeri berdasarkan SK. Menteri P DAN K ( DEPDIKBUD RI ) No : 0179/1967 tgl. 1 Mei 1967 yaitu SMA Negeri 1 Cirebon di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No.1. Pada tahun 1969 Bapak R.MARKUM Pensiun dan Pimpinan diganti oleh Bapak R.ABDULLAH dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1972 dan Bapak Drs. Ackdiyat sebagai Wakil Kepala Sekolah.

Pada tahun 1973 Kepala Sekolah dijabat oleh bapak R.BUMITA SATRADIREDJA. Pada tahun 1974 tanggal 1 Januari s/d 3 Maret 1982 Pimpinan SMA NEgeri 1 Cirebon dijabat oleh bapak Drs. ABAS EDIASUHATA. Pada tahun 1982 s/d tahun 1986 pimpinan SMA Negeri 1 Cirebon di jabat oleh Bapak Drs. E.RUCHYAT, Sm.Hk. dan pada tanggal 6 Desember 1986 s/d 31 Desember 1992 pimpinan SMA Negeri 1 Cirebon di jabat oleh Bapak POEDJO ASTOEO REKSOGUNAWAN, BA, dari tanggal 1 Januari 1993 s/d 20 februari 1993 pimpinan dijabat oleh Bapak Drs. SOEMALJO ISKAK. Dari tanggal 22 Februari s/d 31 Juli 1995 pimpinan dijabat oleh Bapak Drs. H.RO.SAIDIN, dari tanggal 4 Agustus s/d 3 September pimpinan dijabat oleh Bapak K.E YUSTIADI, BA, dari tanggal 4 September 1995 s/d pimpinan dijabat oleh Ibu Dra. Munyati.

Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

1.
Bapak PANGABEAN 1945-1946.
2.
Bapak R.KUSWANDONO 1946-1950.
3.
Bapak R.MARKUM 1951-1969.
4.
Bapak R.ABDULLAH 1969-1972.
5.
Bapak R.BUMITA SASTRADIREDJA 1973 – 1973.
6.
Bapak Drs.ABAS EDIASUHATA 1 Januari 1974 – 3 Maret 1982.
7.
Bapak Drs.E.RUCHYAT, Sm.Hk. Juli 1982 – 1986
8.
Bapak POEDJO ASTOWO REKSOGUNAWAN, BA 1986 – 1992.
9.
Bapak Drs.SOEMALJO ISKAK Januari – Februari 1993
10.
Bapak Drs.H.RO.SAIDIN 22 Februari 1993 – 31 Juli 1995.
11.
Bapak K.E. YUSTIADI,BA 3 Agustus 1995 – 3 September 1995
12.
Ibu Dra.MUNYATI 4 September 1995 – 14 November 2001.
13.
Bapak Drs.EMAN SURTAMA, M.Pd 15 November 2001 – sekarang.

Demikianlah uraian sejarah SMA Negeri1 Cirebon dan uraian tersebut kemungkinan tidak tepat benarnya sehubungan dokumen tentang itu tidak ada, hanya dari pengalaman dan ingatan seseorang bekas siswa Bapak R.KUSWANDONO tahun 1948 s/d tahun 1950, dengan harapan semoga uraian yang singkat ini ada manfaatnya bagi kita sekalian dan bagi anak didik generasi mendatang. Direproduksi sesuai dengan peristiwa pergantian Kepala SMA negeri 1 Cirebon dari tahun ke tahun sampai dengan selanjutnya.