Membangun sekolah bagi sebagian pemangku kepentingan negeri ini dianggap memadai dengan membangun fasilitas gedung dan sarana-prasarana. Dengan membangun kemegahan dan kemewahan seolah -olah telah mencapai puncak prestasi dalam mengembangkan pendidikan/sekolah. Pada akhirnya pemegang kekuasaan merasa menjadi pahlawan pelopor pendidikan, padahal justru secara kasat mata hitungan fisik memberi kesan adanya raihan keuntungan yang sangat jelas.
Pembangunan pendidikan/sekolah terberat justru terletak pada membangun kultur yang selain membutuhkan dana materil yang tidak sedikit, akan tetapi membutuhkan daya tahan kesabaran, keuletan, persisistensi, dan konsistensi dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah yaitu guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah.
Setidaknya ada tiga kultur yang perlu dikembangkan di sekolah, yaitu kultur akademik, kultur budaya, dan kultur demokratis. Ketiga kultur ini harus menjadi prioritas yang melekat dalam lingkungan sekolah. Selengkapnya