Pernah dengar orang yang sedang marah-marah, yang mengatakan,”pakai dong otakmu,” ini ditunjukkan ketika lawan bicaranya tidak bisa mengerti apa yang dimaksudkannya, atau memberikan respon yang berbeda dari yang diinginkan, atau bahkan memberikan respon yang tidak diharapkan.
Pertanyaan kemudian sebetulnya apakah memang orang yang diminta memakai otaknya itu, betul tidak menggunakan otaknya sebelum berkata atau bertindak? Bukankah si lawan bicaranya itu dapat berkata atau bertindak demikian karena telah melalui proses berpikir yang artinya telah menggunakan otaknya pula.
Hanya saja yang menjadi masalah adalah yang satu memakai otaknya untuk berpikir dengan caranya, sementara yang satu lagi, berpikir dengan caranya juga. Ujung-ujungnya, tidak ketemu. Selengkapnya
Pertanyaan kemudian sebetulnya apakah memang orang yang diminta memakai otaknya itu, betul tidak menggunakan otaknya sebelum berkata atau bertindak? Bukankah si lawan bicaranya itu dapat berkata atau bertindak demikian karena telah melalui proses berpikir yang artinya telah menggunakan otaknya pula.
Hanya saja yang menjadi masalah adalah yang satu memakai otaknya untuk berpikir dengan caranya, sementara yang satu lagi, berpikir dengan caranya juga. Ujung-ujungnya, tidak ketemu. Selengkapnya