Kamis, 15 Juli 2010
Alasan Nasi Tak Boleh Ditinggalkan
Alasan Nasi Tak Boleh Ditinggalkan
SHUTTERSTOCK
Karbohidrat tetap kita butuhkan sebagai penyedia energi.
Artikel Terkait:
Rendah Kalori atau Rendah Karbo?
Kita Tetap Butuh Karbo!
Pilih-pilih Karbohidrat Sehat
Bolehkah Mengganti Nasi dengan Susu?
Apakah Anda Seorang Carboholic?
GramediaShop : Desperado
GramediaShop : The Society Of S
Rabu, 14/7/2010 | 22:50 WIB
KOMPAS.com - Anda tergolong orang yang tak bisa berpisah dari nasi? Tenang, tak perlu memaksakan diri menghilangkan karbohidrat dari pola makan Anda jika Anda tidak mampu melakukannya. Bagaimanapun juga, karbohidrat merupakan zat gizi makro yang berfungsi memberikan energi bagi kita.
Memang, apa yang dikatakan para ahli bahwa karbohidrat menyebabkan gemuk, itu benar adanya. Tetapi, itu terjadi bila Anda mengonsumsi jenis yang tidak disarankan, dan dalam jumlah berlebihan. Jika Anda makan berlebihan, tanpa nasi pun, berat badan Anda tetap akan naik. Maka, kuncinya adalah moderasi.
Agar Anda para pecinta nasi berlega hati, menurut Brierley Wright, MS, RD, pakar Komunikasi Nutrisi dari Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts University, ada enam alasan mengapa Anda harus tetap mengonsumsi karbohidrat.
1. Karbohidrat membantu mendongkrak mood. Karbo mendukung produksi serotonin, senyawa kimia dalam otak yang menimbulkan perasaan senang. Studi dari Archives of Internal Medicine menunjukkan, orang yang menjalani diet rendah karbo yang berat selama setahun (hanya mengonsumsi sekitar 1/2 cangkir nasi atau selembar roti), cenderung mengalami depresi, kegelisahan, dan mudah marah. Kadarnya jauh melebihi orang yang mengonsumsi diet rendah lemak-tinggi karbohidrat, yang hanya makan produk olahan susu rendah lemak, gandum utuh, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
2. Karbohidrat membantu mencegah berat badan naik. Bahkan, membantu menurunkan berat badan. Bagaimana mungkin? Yang pasti, peneliti dari Brigham Young University di Utah, AS, mendapati bahwa mereka yang meningkatkan asupan seratnya secara umum akan kehilangan berat badan. Hal ini terjadi pada perempuan paruh baya yang dimonitor pola makannya selama dua tahun. Sebaliknya, perempuan yang mengurangi asupan serat dari makanannya justru berat badannya naik.
3. Karbohidrat baik untuk jantung. Dengan meningkatkan asupan serat yang mudah larut (yang bisa ditemukan dalam makanan tinggi karbohidrat seperti oatmeal dan kacang polong) sebanyak 5-10 gr sehari, Anda akan menurunkan kadar kolesterol jahat hingga 5 persen. Mereka yang mengonsumsi gandum utuh (seperti beras merah) juga cenderung memiliki kadar kolesterol jahat yang lebih rendah, dan kolesterol baik yang lebih tinggi.
4. Karbohidrat membantu merampingkan lingkar pinggang. Mengonsumsi gandum utuh membantu mengurangi lemak tubuh dan lemak perut, demikian menurut penelitian baru yang dimuat di Journal of Nutrition. Dalam studi tersebut dikatakan bahwa orang dewasa yang makan sekitar tiga porsi gandum utuh sehari, memiliki lemak tubuh 2,4 persen lebih sedikit, dan lemak perut 3,6 persen lebih sedikit, daripada mereka yang makan kurang dari seperempat porsi.
5. Karbohidrat membantu menajamkan memori. Perempuan overweight yang menjalani diet rendah karbo selama seminggu (benar-benar tidak mengonsumsi karbohidrat) ternyata mendapatkan nilai yang lebih buruk dalam tes memori (seperti: mengapa tadi saya masuk ke ruangan ini?). Nilai mereka juga berkurang dalam visuospatial memory (tes mengingat lokasi dalam peta) daripada mereka yang mengikuti diet rendah kalori. Inilah merupakan petunjuk American Dietetic Association, yang terungkap dalam sebuah studi dari Tufts University.
6. Karbohidrat membantu memecah lemak. Sarapan dengan karbohidrat yang sifatnya tidak menaikkan gula darah dengan cepat, seperti oatmeal atau sereal bekatul, 3 jam sebelum latihan, akan membantu Anda membakar lemak lebih banyak, demikian menurut sebuah studi dari Journal of Nutrition. Kedua jenis makanan tersebut, seperti juga kentang dengan kulitnya, roti gandum, pasta dari gandum, atau kacang polong, tidak menyebabkan gula darah melonjak secepat bila Anda mengonsumsi roti tawar putih atau nasi putih. Sebaliknya, tingkat insulin tidak meningkat cepat, dan karena insulin berperan memberi tanda bahwa tubuh menyimpan lemak, memastikan tingkat insulin yang lebih rendah akan membantu Anda membakar lemak.